Sementara itu, Iwan S Pamungkas, Ke­tua Ormas Centong, menjelaskan bah­wa, sesungguhnya keberadaan se­buah paguyuban atau organisasi ke­masyarakatan, merupakan titik awal menuju perbaikan kualitas kehi­dupan sosial bermasyarakat.

“Saat ini proses mempertahankan kesatuan dan persatuan antar anak bangsa baik dibidang politik, ekonomi, Budaya, Agama di tingkat daerah mau­pun nasional, sangat rentan dengan berbagai penyimpangan dan godaan, bahkan kemungkinan dimanfaatkan oleh kepentingan-kepentingan individu yang tidak bertanggung jawab.” ujar lelaki yang akrab disapa Igon ini.

Namun demikian, Igon berharap, ber­dirinya Ormas Centong atau or­mas apapun, dapat membantu me­ning­katkan peran serta masyarakat da­lam mengisi dan mempertahankan ke­daulatan bangsa dan Negara Kesa­tuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah diperjuangkan para pahlawan dengan keringat, darah, harta bahkan nyawa.

“Ormas Centong memiliki ikrar Mun Lapar Sanguan, terkesan lucu dan nyeleneh, namun jika di kaji memiliki makna yang sangat dalam, karena untuk mendapatkan nasi atau sangu untuk makan harus bekerja keras yang sesuai dengan aturan agama dan negara. Motto itu bertujuan untuk membangun karakter keimanan dan ketaqwaan dikala­ng­an anggota khususnya, agar dapat ber­man­faat bagi masyarakat dan ling­ku­ngan dengan memberikan sumbangsih Tenaga, pikiran, waktu dan lain-lain yang bersifat positif sesuai dengan ke­mampuan masing-masing.” pungkasnya. (Haidy)