APAKABAR CIAMPEA – Ikatan Dukun Nusantara (IDN) mencoba kembali mengingatkan masyarakat khususnya pribumi Indonesia akan makna kata Dukun. Pasalnya, bagi sebagian banyak orang, mengartikan kata Dukun sebagai sebuah profesi atau pekerjaan yang negatif.

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Mengubah pandangan itu juga menjadi salah satu tujuan organisasi IDN yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 2020 di Lembah Cawene, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan.

Ketua Umum IDN Muhammad Darul Dinar menerangkan, salah satu yang menjadi kajian pihaknya adalah sebuah kalimat bahasa Dukun. Sadar atau tidak, kata dukun selalu terngiang-ngiang dari generasi ke generasi.

“Bahkan kata “Dukun” sudah digunakan leluhur nusantara jauh sebelum negeri ini berdiri,” ucap Ki Darul yang bersama Bambang Sumantri, Margola, Kiai Abdullah Wong mendirikan organisasi IDN.

Kata dukun, menurut Ki Darul, sering disematkan bagi para sesepuh yang memiliki kemampuan khusus di bidang keilmuan. Namun seiring perkembangan zaman dan propaganda media, makna dukun berubah menjadi sebuah sebutan hina atau negatif.

Dukun selalu digambarkan pada perbuatan jahat, mistik, berhubungan dengan hal-hal gaib yang menyeramkan. Bahkan kemunculan dukun diidentikan dengan pakaian Pangsi hitam, pakaian adat Indonesia.

Apabila ditarik kembali pada sejarah masa lalu, lanjut Ki Darul, pekerjaan dukun merupakan tugas yang sangat mulia. Bahkan dalam memimpin sebuah do’a untuk keselamatan atau acara sakral keagamaan dan upacara Bhakti, yang membuka adalah mantra do’a-do’a.