APAKABAR BOGOR – Pemerintah meminta agar orang tua mewaspadai adanya penyakit hebatitis akud yang saat ini masih dalam investigasi.

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Untuk itu, Kementeria Kesehatan mengeluarkan surat edaran terkait penemuan kasus hepatitis akut tersebut.

Hanifah Oswari, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengungkapkan gejala awal yang banyak terjadi di kasus tersebut.

Hal yang harus diwaspadai pada anak adalah keluhan gangguan pencernaan.

“Sebagian anak yang mengalami hepatitis misterius ini awalnya mengeluh diare, sakit perut, mual, dan muntah,” kata Hanifah dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan pada Kamis, 5 Mei 2022.

Mengenai hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya ini, kata dia,dari laporan-laporan kasus yang sudah ada, bermula dengan gejala gastrointestinal.

Seperti misalnya diare, mual, muntah, dan sakit perut yang kadang-kadang disertai demam ringan. Gejala yang lebih berat seperti pembekuan darah dan juga penurunan kesadaran.

Ia menyarankan agar orang tua yang menemua anaknya mempunyai gejala tersebut jangan sampai menunggu hingga kuning baru dibawa ke fasilitas kesehatan [faskes].

“Bawa anak kita ke tenaga kesehatan agar tenaga kesehatan bisa memikirkan lebih lanjut apa yang harus dilakukan serta tidak kehilangan momentum.”

“Jangan tunggu kehilangan kesadaran dan menimbulkan kematian,”kata Hanifah.

Meski belum ditemukan penyebabnya, Hanifah menyebutkan ada langkah pencegahan yang bisa dilakukan karena virus ini diduga menular melalui saluran napas dan saluran cerna.

Untuk menjaga saluran napas bisa dilakukan seperti protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yakni dengan mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak.

Menurut dia, untuk menjaga saluran cerna, bisa mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum.

Memastikan makan dan minuman matang, serta tidak menggunakan alat makan bersama, serta jangan kontak dengan orang yang sakit.

Orang tua diimbau agar mewaspadai gejala awal tersebut sebelum mengarah ke hepatitis. Alasannya, menurut Hanifah, bila sudah parah maka anak akan memerlukan transplantasi hati.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia sejak 15 April 2022.

Hepatitis akut ini belum diketahui penyebabnya. Namun, kewaspadaan terhadap penyakit ini semakin meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta meninggal dunia dalam waktu yang berbeda dengan rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022.***