Yang terpenting menurutnya ada kehendak anak untuk belajar dan ber eksplorasi mencari dan memperlihatkan bakat masing-masing individu.

“Terpenting adalah bagaimana metoda pembejaran tidak dipaksakan. Ya, anak itu harus bisa, tidak demikian. Karena nantinya pun akan merujuk kepada pengalaman sendiri.”

“Pribahasa pengalaman merupakan guru terbaik. Jadi, jangan sampai anak disempitkan kepada kepekaan untuk merdeka belajar, atau memerdekakan itu belajar,” pintanya.

Sementara itu, penggagas Sekolah Warga Baleriung Mandalawangi, Surade, Aa Soleh mengatakan, ungkapan terima kasih atas kunjungan Mang Deni Weje ke Sukabumi.

Secara tidak langsung, Sekolah Warga Mandalawangi bisa mengadopsi syistem pembelajaran yang sudah dilaksanakan di ‘Sakola Motekar’ Ciamis, miliknya.

“Ya, kunjungan koordinator Sekolah Warga Nasional, Mang Deni Weje, jelas memberikan motivasi baru pada Sekolah Warga Baleriung Mandalawangi.”

“ukses Sakola Motekar miliknya di Ciamis, dengan metodanya, paling tidak bisa diterapkan disini,” pungkasnya. (*/bud)