Untuk merespon kebijakan Kemendikbud tentang Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, Regional Centres di Indonesia telah melakukan berbagai kajian dan menerapkan model pembelajaran untuk membentuk peserta didik menjadi unggul dan berkarakter Pancasila.

Hal yang sama juga dilakukan terhadap para pengajar, guru dan dosen menuju guru dan dosen penggerak.

“Dalam pengembangan model pembelajaran ini tentunya ketujuh Regional Centres di Indonesia sudah melakukan perubahan pendekatan dari model teaching base menjadi student centers.”

“Artinya pelajar dan mahasiswalah yang menjadi pusat perhatian dan berperan lebih aktif serta guru dan dosen yang lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator. Namun demikian fungsi guru dan dosen sebagai pendidik tetap menjadi perhatian utama dari ketujuh Regional Centres”, ungkapnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat pada Kemendikbud, Ir. Hendarman, M.Sc., PhD, yang hadir sebagai pembicara utama menyampaikan bahwa pemerintah telah mencanangkan 7 episode Transformasi Pendidikan Indoensia yang dapat menjadi rujukan dalam program Merdeka Belajar.

Lebih lanjut, kata Ir. Hendarman, bahwa Merdeka Belajar tidak terhenti karena tekanan pandemi COVID-19. Untuk itu, Kemendikbud telah menetapkan 10 strategi dalam Merdeka Belajar.

Mengakhiri sambutannya, ia menyampaikan, bahwa 7 SEAMEO Centres di Indonesia berpeluang untuk dapat memberikan dukungan, yang pertama memperkuat para instruktur atau pengajar program pendidikan guru, melalui program pengembangan guru atau tenaga pendidik.